Sosok guru Abad 21 harus menguasai
pengetahuan akademik, pedagogik, sosial dan budaya; mampu berpikir kritis,
tanggap terhadap setiap perubahan, dan mampu menyelesaikan masalah. Guru datang
ke sekolah tidak melulu untuk mengajar. Selain kemampuan untuk mengelola kelas,
guru diharapkan dapat menjadi pemimpin dan agen perubahan yang mampu
mempersiapkan anak didik untuk siap menghadapi tantangan global yang masih
terus akan berubah,” demikian yang disampaikan
Drs. Martijan, S.H., M.Hum., Pengawas Dispendik Surabaya, mengawali
Pelatihan Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMPN 23 Surabaya di
Ruang Pertemuan Lt.2, Jumat pagi (13/07/2018).
Martijan menegaskan
bahwa tanggung jawab pendidikan Abad 21, selain pendidikan karakter, perlu
ditambahkan ketrampilan siswa menghadapi tantangan abad ini, di antaranya
memerlukan empat keterampilan, yaitu dalam hal Creativity and
Innovation, Critical Thinking and Problem Solving, Communication,
and Collaboration.
Creativity and
Innovation menuntut setiap
individu agar kreatif dan memiliki keberagaman ide jika ingin sukses pada Abad
21. Sehingga dalam dimensi kreatif ini, guru pun harus kreatif. Tidak hanya
mengharapkan kemampuan siswa pada level mendeskripsikan sesuatu, namun
bagaimana siswa mampu mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan
gagasan-gagasan baru kepada yang lain; bersikap terbuka dan responsif terhadap
perspektif baru dan berbeda.
Adapun Critical
Thinking and Problem Solving, merupakan masalah yang sifatnya akademis dan
otentis. Masalah akademis berupa masalah yang terkait pada ranah kognisi,
sedangkan masalah otentis lebih kepada masalah yang sering siswa hadapi
sehari-hari di sekitar mereka. Guru dituntut membekali siswa agar mampu
menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk berusaha menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi dengan mandiri, memiliki kemampuan untuk menyusun
dan mengungkapkan, menganalisa, serta menyelesaikan masalah.
Dalam hal Communication,
bahwa pada Abad 21 individu yang mampu bertahan adalah yang dapat berkomunikasi
dengan berbagai cara, baik tertulis maupun verbal. Guru dituntut mempersiapkan
siswa agar mampu memahami, mengelola, menciptakan komunikasi yang efektif dalam
berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan, maupun multimedia. Siswa
diberikan kesempatan menggunakan kemampuannya untuk mengutarakan ide-ide, baik
pada saat berdiskusi dengan teman-teman maupun ketika menyelesaikan masalah
berkait dengan topik pembelajaran dari guru.
Sedangkan Collaboration,
menggambarkan hidup pada Abad 21 tidak tergantung lagi pada persaingan. Mereka
yang sukses pada abad ini adalah orang-orang yang dapat bekerja sama atau
berkolaborasi dengan berbagai kepentingan. Guru harus membiasakan siswa agar
mampu bekerja sama, berkelompok, beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggung
jawab. Siswa dituntut bekerja secara produktif dengan yang lain, berempati, dan
menghormati perspektif yang berbeda, serta memiliki tanggung jawab dan
fleksibilitas secara pribadi sebagai anggota masyarakat, pungkas Martijan.
Dra. Laili Fadila, M.M.,
Kepala SMPN 23 Surabaya, dalam pembukaan acara pelatihan menuturkan bahwa
pelatihan diadakan dalam rangka bertujuan mempersiapkan pendidik dan tenaga kependidikan
untuk meningkatkan kinerja secara maksimal pada Tahun Pelajaran 2018/2019.
Untuk itu, para guru dan tenaga kependidikan harus mempersiapkan semua
perangkat kerja yang dibutuhkan.
“Mari kita bergandeng
tangan, bahu membahu dalam melayani, mempersiapkan, dan memfasilitasi siswa
kita untuk meraih mimpi-mimpinya,” imbuh mantan Kepala SMPN 16 Surabaya. (Humas
Dispendik Surabaya)